tarunaglobalnews.com - CIBINONG || Anton Medan alias Muhammad Ramdhan Efendi lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara pada 10 Oktober 1957.
Pemilik nama asli Tan Hok Lian itu merupakan mantan mafia yang akhirnya bertobat bahkan menjadi mubalig.
Anton tercatat sudah 14 kali masuk penjara sejak ia kecil karena kasus perampokan dan perjudian.
Mantan mafia kelas kakap itu kemudian bertobat dan memeluk agama islam pada tahun 1992.
Sebelum memeluk agama islam, Anton mengaku menganut agama budha, lalu beralih ke kristen.
Pada era kepemimpinan Presiden Soeharto muncul desas desus bahwa Anton ikut membakar salah satu pengusaha saat kerusuhan 1998.
Namun, saat penyidikan kasus kerusuhan 1998, Anton Medan membantah tuduhan terlibat aktif di balik layar, meski mengaku berada di tengah-tengah massa.
Saat itu ia menolak untuk bersaksi kecuali Komisi Nasional Hak Asasi Manusia merehabilitasi namanya terlebih dahulu.
Kemudian Anton pernah menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) pada tahun 2012.
Ia mendirikan sebuah masjid bernama Masjid Jami’ Tan Hok Liang di area Pondok Pesantren At-Taibin, Cibinong setelah memeluk agama Islam.
Masjid Jami’ Tan Hok Tek Liong itu memiliki gaya khas yang mengambil gaya bangunan Tionghoa sebagai ciri khas Anton yang merupakan keturunan Tionghoa.
Sejak dulu, Anton memang bercita-cita membangun pondok pesantren yang bisa menjadi tempat belajar mualaf Tionghoa.
Pembangunan pondok pesantren At-Taibin miliknya itu memakan waktu sekitar dua tahun dan baru mulai beroperasi pada 2004.
Sebelumnya, Mubalig Muhammad Ramdhan Efendi alias Anton Medan meninggal dunia pada Senin (15/3/2021) sore.
Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa (PITI), Ipong Hembiring Putra membenarkan kabar duka tersebut.
“Iya benar (meninggal dunia), karena stroke dan diabetes,” ujar Ipong dikutip dari KOMPAS.com.
Bahkan tersiar kabar bahwa Anton Medan sudah menyiapkan liang lahatnya sendiri di area Pondok Pesantren At-Taibin, Cibinong.
“Yang dibangun pertama Bapak (Anton Medan) kuburannya dulu, terus dilanjutin ngebangun pondok pesantren,” kata Deni Chunk (41), pengurus Pondok Pesantren At-Taibin pada 2017. (Red/IR)
0 Komentar