tarunaglobalnews.com - Makassar || Ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terjadi tidak lama setelah adanya penangkapan 19 anggota teroris di Makassar. Terkait ada atau tidaknya kaitan di antara dua kejadian itu, Polri mengatakan masih menyelidiki hal tersebut dengan mengumpulkan data yang ada.
"Ini bagian daripada evaluasi penyidik Densus, nanti tentunya kita akan melihat, sejauh mana yang sudah kita lakukan penangkapan mulai dari beberapa daerah di seluruh Indonesia, nanti apakah ada kaitannya dengan yang ini, nanti kan bisa menemukan kalau kita sudah mendapatkan data, masih kita evaluasi itu," kata Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, dilansir dari Detik.com Minggu (28/3/2021).
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam mengungkapkan hal senada dengan Argo. Pihaknya juga menyerahkan kepada pihak Densus 88 untuk menyelidiki kaitan ini.
"Ini tentunya sedang dilakukan pendalaman oleh Densus 88," kata Merdisyam.
Diketahui 19 anggota teroris ditangkap aparat Densus 88 Antiteror Polri pada Rabu (6/1). Tim Densus 88 mengamankan rangkaian bom di kediaman pelaku yang berada di Bulukoreng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Dalam penggerebekan, sempat terjadi kontak senjata yang mengakibatkan dua terduga teroris tewas.
Sebelumnya, polisi menyelidiki kasus ledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulsel. Jumlah pelaku sebanyak 2 orang.
"Jadi setelah kita lakukan cek TKP kemudian kita mencari beberapa informasi yang berkaitan dengan ledakan tadi memang kita mendapatkan informasi bahwa ada 2 orang yang berboncengan menggunakan kendaraan roda dua," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Minggu (28/3/2021).
Kedua pelaku berboncengan menggunakan sepeda nomor dengan pelat nomor DD-5984-ND. Setelah pelaku berada di pintu Gereja Katedral Makassar, ledakan terjadi.
"Jadi pada awalnya memang pelaku yang diduga menggunakan roda dua ini dia akan memasuki pelataran maupun gerbang gereja katedral yang kebetulan jam tersebut sudah selesai kegiatan misa dan kemudian mungkin karena melihat banyak yang keluar daripada gereja, memang saat ini tidak full sesuai dengan protokol kesehatan kan separuh dari jemaah yang hadir di gereja itu," kata Argo.
"Tentunya dari 2 orang itu tadi yang mau masuk dicegah oleh sekuriti daripada gereja tersebut dan kemudian terjadilah ledakan itu," lanjutnya. (Red/ IR)
0 Komentar