Ketua BEM STAI Tebing Tinggi Deli, Dika Alfiandi |
Tarunaglobalnews.com
TEBING TINGGI - Kritikan BEM UI terhadap Presiden Jokowi yang menyebutkan Jokowi adalah king of lip service cukup menjadi sorotan publik. Kritikan yang dilayangkan melalui akun Instagram resmi @bemui_official itu, mengundang ragam komentar, mulai dari aktivis senior sampai politikus-politikus hingga berujung dipanggil nya Ketua BEM UI oleh pihak rektorat.
BEM STAI Tebing Tinggi Deli Sumatera Utara pun ikut mengomentari soal itu. Ketua BEM STAI Tebing Tinggi Deli, Dika Alfiandi mengatakan bahwa hal demikian merupakan hal yang wajar dalam Negara demokrasi bahkan Itu diatur Oleh UU No 9 Tahun 1998 ,"Tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat" ini suatu keharusan bagi mahasiswa untuk menjalankan fungsi kontrolnya terhadap berjalanya pemerintahan dinegara tersebut.
Dika menilai, kritikan yang disampaikan BEM UI tentu sangat mendasar dan memiliki data sehingga Mahasiswa melihat realitas yang terjadi selama presiden Jokowi menjabat sebagai presiden sangat banyak ucapan-ucapan yang dilontarkan dan berbanding terbalik dengan prakteknya.
“ Saya melihat, Kritikan yang di lontarkan oleh teman-teman BEM UI merupakan suplemen dan nutrisi untuk pemerintah di tengah carut marutnya negara saat ini. Esensi demokrasi akan hilang. Ketika kritis dianggap sebagai penyakit demokrasi dan menjadi momok bagi pihak pihak pemerintah Ketika suara itu mengaum, perbedaan, dianggap ancaman bagi jalannya pemerintahan,” ungkapnya.
Mengenai persoalan pemanggilan BEM UI oleh pihak rektorat, sangat memalukan sebagai kampus yg di unggulkan seperti UI ada kejadian pemanggilan terhadap mahasiswa yang kritis terhadap pemerintahan, ujarnya.
Jika persoalan ini tidak diselesaikan dengan baik-baik, dapat di pastikan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis demokrasi dan tentunya memancing gelombang perlawanan dari mahasiswa, pungkas Ketua BEM STAI TTD yang disapa Dika.
_HerGun23_
0 Komentar