JAKARTA — Munculnya berbagai komentar dan dukungan yang ditujukan kepada grup Texmaco agar dapat beroperasi kembali secara normal, mendapat respons dari Budi Herianto. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Putra Putri Indonesia (IPPI) itu mengatakan
“Texmaco Group harus hidup kembali dan harus berjaya demi membantu perbaikan perekonomian bangsa Indonesia”, ucap Budi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beberapa aset Texmaco telah disita oleh Pemerintah melalui Satgas BLBI sehingga mengganggu upaya Texmaco untuk bangkit kembali sebagai perusahaan multi produk yang unggul di tanah air. Kebijakan pemerintah itu telah memunculkan pendapat dari berbagai kalangan yang memberikan simpati kepada Texmaco Group dan meminta pemerintah untuk melakukan pembatalan terhadap penyitaan aset-aset Texmaco yang dilakukan oleh Satgas BLBI.
Budi Herianto, yang juga Kepala Staf Kepresidenan Perserikatan Organisasi Kepemudaan Nasional (POKNAS) menyatakan bahwa Texmaco Group adalah perusahaan dalam negeri yang perlu dihidupkan kembali, sebab Texmaco adalah perusahaan multi produk yang sudah teruji kualitas produksinya dengan harga yang murah sehingga pernah menjadi perusahaan kebanggaan bangsa Indonesia. Budi mengenang pada era tahun 90an bahan-bahan tekstil di Indonesia banyak yang dihasilkan oleh Texmaco.
“Kualitasnya sangat baik dengan harga yang murah”, ujar Budi.
Waktu itu, Texmaco benar-benar menjadi raja tekstil di Indonesia dan menjadi perusahaan dalam negeri yang dibanggakan karena mampu menyaingi barang-barang tekstil dari luar negeri, lanjutnya.
Texmaco juga pernah bergerak dibidang industri otomotif, menghasilkan truk merk Perkasa. Waktu itu truk Perkasa sangat membanggakan bangsa Indonesia, karena komponennya merupakan hasil produksi Texmaco sendiri dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan pengimpor komponen dan asembling dari luar negeri. Oleh sebab itu saya minta kepada Bapak Presiden Jokowi agar Texmaco Group dibangkitkan kembali, diberi kesempatan untuk hidup kembali.
“Jangan di tekan-tekan, biarkan Texmaco jalan”, pada saatnya pasti akan memberikan manfaat besar bagi bangsa dan negara. Makanya pemerintah harus membantu, jangan malah dimatikan,” ujar Budi tokoh yang bersimpati dengan kepemimpinan Jokowi itu.
Apalagi pemilik Texmaco Group Marimutu Sinivasan dikenal sebagai sosok yang banyak peran di republik ini. “Texmaco bukan perusahaan kaleng-kaleng”. Rugi bangsa dan negara jika Texmaco tidak dihidupkan. Tutup Budi dalam pembicaraannya dengan wartawan beberapa waktu lalu.
Seperti kita ketahui pada akhir Desember 2021 Pemerintah melalui Satgas BLBI menyita aset milik grup Texmaco. Totalnya mencapai 4.794.202 meter persegi (m2) yang tersebar di lima daerah berbeda. Langkah yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan utang yang dimilikinya pada saat terjadi krisis keuangan pada tahun 1997-1998 silam. Dimana total nilai utang Texmaco mencapai Rp 31,72 triliun dan US$ 3,91 juta atau Rp 55,9 miliar (kurs Rp 14.300/US$).
Namun pemilik Grup Texmaco Marimutu Sinivasan sebelumnya mengakui memiliki utang kepada negara sebesar Rp 8,09 triliun. Namun, ia menampik utang itu berkaitan dengan dengan BLBI.
Namun dalam keterangan persnya saat itu, Sri Mulyani menceritakan asal mula grup Texmaco memiliki utang ke pemerintah. Dimana utang ini tidak langsung ke pemerintah melainkan melalui perbankan yang pada saat krisis 22 tahun silam dibantu negara.
Pada krisis keuangan 97-98 Grup Texmaco diketahui meminjam ke berbagai bank, apakah bank itu milik BUMN seperti BRI kemudian BNI, Bank Mandiri dan juga bank-bank swasta yang kemudian bank-bank tersebut di bail out atau ditalangi pemerintah pada saat terjadi krisis dan kebangkrutan bank tersebut. (Her)
0 Komentar