Simalungun — Warga sip. Saropa huta Hataran jawa 1 nagori Marubun jaya kembali resah. Keresahan tersebut di karenakan luapan air yang begitu besar membanjiri jalan lintas Siantar - Tanah jawa pada Senin malam (04/04/2022) tepatnya di sip. Saropa sekira pukul 19.30 wib.
Selesai berbuka puasa , warga yang bertempat tinggal di sekitar sip. Saropa kembali harus menguras dan membersihkan tempat tinggal mereka. Warga yang mengendarai kendaraan dan melintas di jalan sekitar sip. Saropa juga harus ekstra hati-hati. Arus lintas jalan juga sempat macet akibat tinggi dan derasnya arus air yang mengalir di saluran irigasi/bendar hingga meluap ke jalan raya. Di perkirakan tingginya debit air di jalan raya mencapai 80 cm. Diduga air yang meluap dan membanjiri jalan lintas tersebut berasal dari areal HGU afdeling 4 unit kebun Marihat. Tingginya curah hujan saat itu dan diduga kantung-kantung air yang ada di areal HGU tidak mampu menampung air berakibat air yang cukup besar mengalir ke saluran irigasi sip Saropa. Karena terlalu banyak air kiriman dari areal HGU tersebut mengakibatkan saluran irigasi tak mampu lagi menampung. Hal tersebut mengakibat kan banjir di sip Saropa jalan lintas Siantar-Tanah jawa.
Diketahui pihak PTPN IV beberapa bulan yang lalu sudah pernah membuat penanggulangan dengan melakukan pengerjaan yang bertujuan mengalihkan atau mengarahkan air agar tidak terlalu besar mengalir ke saluran irigasi dengan membuat kantung-kantung air di areal HGU. Pekerjaan tersebut secara langsung di komandoi asisten Afd 4 unit kebun Marihat Andi Purba.
Menurut pengamatan sejumlah warga pekerjaan yang diperkirakan menyerap anggaran dana hingga jutaan rupiah tersebut dianggap kurang berhasil karena kantungan air yang dibuat apabila menampung air hujan kurang lebih 2 jam saja maka kantung air tersebut sudah penuh dan air yang mengalir di areal perkebunan akan meluap lagi ke jalan-jalan dan ke saluran irigasi/bendar.
Andi Purba juga dulu pernah mengatakan sewaktu pembuatan kantung-kantung air." Rencana kami akan arahkan air sebagian ke jurangan pasar putus agar nantinya tak terlalu besar air yang mengalir ke bendar saropa.teknik dengan cara membuka saluran air agar air terbagi ke jurangan pasar putus walau harus memutus jalan produksi dan membuat gorong gorong agar air bisa terbagi...."sebut Andi Purba kala itu.
Menurut pantauan warga pasca pekerjaan pembuatan kantung-kantung air dari manajemen unit kebun Marihat tersebut rencana yang sebelumnya disebut oleh asisten Afd 4 kebun Marihat itu belum di kerjakan. Tampak bahwa pengerjaan hanya membuat kantong-kantong air saja dan tidak memutus jalan produksi yang akan di buat gorong gorong.
Sekira pukul 21.25 wib awak media mencoba menanyakan hal tersebut kepada asisten melalui pesan WhatsApp pribadinya , sampai berita ini masuk ke meja redaksi tidak ada jawaban maupun tanggapan padahal laporan pesan sudah terbaca.
Masih menurut warga yang namanya tak mau disebut kan menyebutkan memang pekerjaan dan usaha pihak perkebunan sudah cukup bagus . Tetapi terkesan masih tanggung dan bersifat sementara. "Karena sehabis di kerjakan pembuatan kantung air belum pernah ada hujan berintensitas tinggi seperti malam ini...jadi kantung air yang di buat gak sempat penuh.Naaahhh.....malam ini hujan sangat deras dan cukup lama hampir 3 jam lebih.... Kami anggap malam ini lah uji coba pekerjaan yang menghabiskan anggaran jutaan rupiah tersebut dan kami anggap sia sia karena tidak total dan maksimal dalam pekerjaan hal penanggulangan rekayasa pengalihan air di areal HGU mereka... Karenanya selaku penduduk yang tinggal di sekitar areal perkebunan Marihat tepatnya Afd 4 kami mohon agar pihak manajemen PTPN IV khususnya unit kebun Marihat mengerti dengan keadaan kami yang selalu kena dampak banjir kiriman dari areal mereka ketika hujan deras dan bau menyengat ketika sehabis mupuk... Dan ternak kami seperti ayam , kambing harus keracunan ketika mereka habis melakukan penyemprotan racun rumput..."ucap nya. (AA)
0 Komentar