CABOR Panahan hari ini menyelesaikan pertandingan di 5 nomor divisi Recurve. Walaupun tampil tidak full team, Indonesia mampu menyegel 4 Medali Emas dan 1 Medali Perunggu. Hasil ini menobatkan Tim Garuda sebagai raja Recurve di Asia Tenggara. Divisi Recurve merupakan satu-satunya nomor yang dipertandingkan di Olimpiade. Final Divisi Compound yang akan mempertandingkan 5 nomor, baru akan dilangsungkan besok 19 Mei 2022.
Partai pertama divisi Recurve menampilkan final Women Team, saling bertemu tuan rumah Vietnam berhadapan dengan Philipine, skor 4-2 untuk Vietnam. Medali Perunggu disabet Myanmar setelah menang atas Malaysia 5-4.
Tim Garuda Nusantara baru turun di partai ke dua melawan tuan rumah Vietnam. Garuda Nusantara yang diperkuat trio pemanah Riau Ega Agata Salsabilla (Jatim), Arif Dwi Pangestu (DIY), Alviyanto Bagas Prastiyanto (Jateng), menantang tuan rumah Vietnam yang diperkuat atlit terbaiknya, Duc Anh Chu, Duy Nguyen, Van Linh Nong.
Bermain dibawah tekanan penonton tuan rumah, Garuda Nusantara sempat tertinggal di babak pertama, namun berkat ketenangan dan pengalaman yang dimilikinya, Indonesia bisa membalikkan keadaan dan berhasil mengunci Medali Emas pertama dengan skore 6-2. Medali Perunggu direbut tim panahan Malaysia setelah menang atas Philipine dengan skore 4-2.
Tim Garuda Nusantara absen di nomor Women Team. Medali Emas di nomor ini menjadi milik tuan rumah Vietnam setelah mengalahkan Philipine, 4-2, Medali Perunggu disabet Myanmar setelah menang atas Malaysia 5-4.
Atlit Papua Rezza Octavia yang berpasangan dengan Riau Ega Agata Salsabilla turun di partai ke tiga, Recurve Mixed Team menghadapi pasangan Malaysia Syaqiera Mashayikh-Khairul Anuar Mohamad. Meskipun tertinggal di awal babak pertama, Rezza dan Riau Ega mampu membalikkan keadaan, mereka unggul 6-2 dan menyegel emas ke dua untuk Indonesia. Medali Perunggu dimenangkan tim tuan rumah Vietnam setelah menang atas Philipine 5-3.
Rezza Octavia atlit muda asal Papua kembali tampil di partai ke empat, nomor Individual Women. Walaupun ini Sea Games pertama yang diikutinya, mahasiswi Universitas Diponogoro Semarang, mampu mengatasi perlawanan atlit andalan Thailand Narisara Khunhiranchaiyo dengan skore 6-2.
Partai terakhir Recurve Individual Men terjadi All Indonesian Final yang mempertemukan Riau Ega Agata Salsabilla vs Arif Dwi Pangestu. Partai ini dimenangkan atlit D.I Yogyakarta Arif Dwi Pangestu dengan skore 6-2. Perunggu direbut atlit Malaysia Khairul Anuar Mohamad. Indonesia pernah mencatat All Indonesian Final pada Sea Games 1997. Setelah 25 tahun berlalu baru kita bisa menyaksikan partai All Indonesia Final.
Pertandingan final Divisi Recurve hari ini turut disaksikan Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi, Ketua Umum KONI Letjen TNI (Pur) Marciano Norman dan ketua KONI NTT yang juga Wakil Gubernur Josef Nae Soi dan sejumlah Ketua KONI Propinsi yang berkesempatan hadir memberikan dukungan kepada patriot olahraga Indonesia, tim panahan Garuda Nusantara menyapu semua nomor final yang diikuti hari ini.
Manejer Timnas Indonesia Ary Koeswiranto, merasa puas dengan hasil yang ducapai tim panahan Indonesia. Setidaknya target PB PERPANI yang di atas target Kemenpora bisa dicapai, dan tidak menutup kemungkinan melampaui target, mengingat Indonesia besok masih tampil di 1 nomor final Compound Men Team.
“Alhamdulilah ini kerja tim, saya sebagai manejer hanya memotivasi atlit, menjaga harmonisasi dalam tim, selebihnya kita serahkan kepada atlitnya untuk bermain lepas,” tandas Ary yang mendapat julukan baru manejer bertangan dingin.
Ary Koeswiranto bukan orang baru di Panahan Indonesia, pemegang Sertifikat Pelatih Compound Internasional, punya catatan bagus di PON Jawa Barat tahun 2016 bersam Tim Panahan DKI Jakarta. Sebagai Maneger saat itu Ary berhasil membawa Tim Compound Putri DKI mengukir Medali Emas setelah DKI puasa Medali Emas, terakhir DKI menorah Medali Emas tahun 2000. Kakek satu orang cucu ini dikenal mudah berkomunikasi dan selalu tampil dengan senyum dan guyonannya. Pembawaannya yang kalem dan familiar inilah yang menjadi modal dalam menjaga keharmonisan dalam tim panahan.
Hadir di Hanoi Sport Training and Competion Center tempat berlangsungnya final Cabor Panahan, Josef Nae Soi Wakil Gubernur NTT yang juga sebagai ketua KONI NTT, mengaprsiasi perjuangan patriot olahraga yang berjuang demi sang merah putih. Kehadiran Jos Nai Soi tentunya dengan misi persiapan NTT menyambut PON 2028. Sebagai tuan rumah PON 2028, tentunya momentum ini bisa dimanfaatkan Ketua KONI NTT dalam mempersiapkan sarana dan infrastruktur olahraga di NTT, sehingga sukses penyelenggara dan sukses prestasi bisa dicapai propinsi kepulauan yang berbatasan dengan negara Timor Lesta dan Australia.
“Anak-anak Indonesia bertanding dengan semangat juang yang luar biasa. Mudah-mudahan kita bisa tingkatkan ke Asean Games dan Olimpiade. Terima kasih para pahlawan bangsa di bidang panahan,” tegasnya saat menyaksikan laga Indonesia melawan Vietnam.
Apresiasi juga datang dari Dr.Juliana W.Waromi,SE,M.Si. yang dari pagi mengikuti perkembangan partai final melalui Ianseo di gugetnya. Sejumlah pengurus Pengprov Perpani Papua hari ini berkumpul di Sekretariat Perpani Papua sambil monitor perkembangan Rezza dkk.
“Sekali lagi saya apresiasi keberanian PB menurunkan atlit-atlit muda di Sea Games kali ini, kenapa saya harus ulangi lagi, karena ada 2 atlit Papua yang masih muda belia Rezza (19 thn) dan Gina (16 thn) dalam Tim Sea Games. Mereka berdua masih minim pengalaman internasional, namun dengan kepercayaan yang diberikan dan dorongan dari pengurus, hari ini kita saksikan 2 Medali Emas dari anak Papua untuk Kontingen Indonesia. Ini capaian tertinggi Rezza setelah sebelumnya mempersembahkan 2 Medali Perak bagi Kontingen Papua di PON XX Papua,” tutur Mama Juli, begitu dia disapa.
Hasil ini bagus tapi saya harap Rezza tetap rendah hati dan terus berlatih, targetmu Olimpiade itu harapan kami dari Papua. Buat Gina jalan masih panjang, tapi ini awal yang baik bisa lolos sampai 1/8 final, sudah bagus, apalagi usianya belum 17 tahun, lanjut Ibu Sekwan DPRD Provinsi Papua.
Papua terkenal dengan sumber daya alam dan sumber daya di bidang olahraga. Kalau ada anak Papua perkuat Timnas di sepakbola, atletik, beladiri, dayung atau cabang olahraga lainnya itu biasa, tapi kalau panahan ini baru luar biasa. Keberhasilan panahan Papua tentunya tidak lepas dari dedikasi dan perjuangan Mama Juliana J. Waromi selama 10 tahun membina Panahan di Papua. Terakhir catatan terbaiknya, Papua berhasil menyabet 2 Medali Perak di PON XX Papua. (Tim-Red)
0 Komentar