Dokumentasi: SalamAid Bersama tim Dosen Pulang Kampung IPB University melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan masyarakat Kampung Aur Jorong 1, Malampah, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Sabtu (2/7).
Penulis : M Anbiya Alhakim
Sumatera Barat — Dalam upaya meningkatkan daya tahan masyarakat terhadap bencana alam, dosen dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB University merancang sistem tanggap bencana melalui desain lanskap Sekolah Alam Pasaman yang mengedepankan pengembangan masyarakat usia dini sebagai motor tanggap bencana di di Kampung Aur, Desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan yang didukung oleh Sekolah Alam Bukittinggi (SAKTI) dan SalamAid ini memiliki tujuan untuk membantu mitigasi dan resiliensi masyarakat terhadap bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan kali ini SalamAid dan tim Dospulkam melalukan Focus Group Discussion (FGD) di Kampung Aur Jorong yang dihadiri oleh 36 masyarakat setempat, perwakilan dari Kecamatan Tigo Nagari, dan Wali Nagari.
“Pasca Gempa 25 Februari kemarin kami dari Jaringan Sekolah Alam Nusantara (JSAN), datang ke kampung Aur dan beberapa kali mengadakan kegiatan Bersama anak-anak. Saat itu yang menjadi keresahan bagi anak-anak adalah takut untuk pergi ke sekolah karena takut gempa datang Kembali. Jadi setelah didiskusikan, ada rencana “bagaimana jika diadakan sekolah alam di Pasaman?”. Kata Husni, SalamAid Nusantara.
Kondisi yang cukup memprihatinkan dan memberikan dampak psikologis bagi masyarakat sekitar membuat kunjungan SalamAid dan Tim Dospulkam disambut baik oleh masyarakat. Mereka berharap bahwa aksi yang diberikan dapat menggerakkan Kembali roda dan moda aktivitas masyarakat yang sempat terhenti pasca bencana gempa februari silam.
“Ini merupakan sebuah rahmat bagi kita. Dari sekian banyak daerah kampung kita ditetapkan oleh SalamAid dan juga IPB untuk program ini”. Kata Bayu, Perwakilan Kecamatan Tigo Nagari.
“Kedatangan SAKTI dan tim dari Bogor kami terima dan akan kami dukung sepenuhnya. Masih banyak aktivitas masyarakat yang belum berjalan sebagaimana mestinya akibat trauma yang ditimbulkan dari gempa kemarin. Insyaallah, kami juga akan memberikan dukungan dengan anggaran nagari untuk menyukseskan pembangunan dan aktivitas sekolah alam ini”. Kata Wali Nagari.
Dalam kunjungannya SalamAid dan Tim Dosen Pulang Kampung IPB menjelaskan bahwa mereka hendak mendengarkan persepsi, preferensi, serta persetujuan dari masyarakat setempat untuk saling mendukung program yang akan memberikan manfaat nanti kedepannya. Tim Dospulkam akan melakukan kunjungan dalam kurun waktu 1 minggu untuk melakukan diskusi, inventarisasi tapak dan tanah yang akan dijadikan sekolah, serta melihat potensi dan kendala dari perancangan desain lanskap sekolah alam.
“Kampung ini sudah sangat men-support untuk didirikan sekolah alam. Sekolah alam akan memberikan kesempatan bagi adik-adik yang bersekolah disana untuk mengeksplorasi alam sekitar”. Kata Reza, Ketua Tim Dosen Pulang Kampung IPB University.
Dilihat dari data yang ada, Malampah merupakan salah satu daerah yang sangat rentan terhadap bencana kedepannya karena dekat dengan lempengan dan pengikisan muka dataran tinggi. Mendirikan sekolah alam akan memberikan ketahanan bagi masyarakat terutama anak-anak, yang nantinya anak tersebut dapat menyebarkan edukasi tersebut dalam keluarga hingga komunitas.
“Selain itu, sekolah yang akan didirikan juga menjadi wadah bagi masyarakat di sekitar sekolah untuk menjadi tempat belajar, berkumpul, dan berdiskusi untuk mempersiapkan diri menjadi masyarakat yang tanggap terhadap bencana yang bisa datang kapan saja. Anak-anak akan diberikan pendampingan untuk mengenal, mengetahui penyebab, melakukan simulasi, dan mengambil peran dalam kebencanaan”. Sambung Reza.
“SalamAid di setiap bencana berupa membersamai masyarakat lewat program pasca bencana seperti mitigasi, tanggap darurat, recovery, rencana konjungsi dan salah satunya adalah dalam bentuk sekolah, sekolah alam. Setelah dilakukan assessment ditentukanlah titik akan diletakkan sekolah alam sebagai bentuk upaya preventif kebencaan tadi sebagai fungsi utama. Jadi sekolah alam itu sesuai dengan kondisi dan situasi keadaan setempat”. Ujar Muhammad Musa, SalamAid Nusantara.
Edukasi kebencanaan perlu diberikan bagi anak usia dini, agar mereka sigap ketika terjadi bencana alam yang sebelumnya sudah dibekali oleh pengetahuan jenis bencana dan cara mengatasinya. Edukasi kebencanaan kepada anak usia dini juga menjadi jaminan bahwa masyarakat dimasa depan dapat mengurangi dampak bencana. (**)
0 Komentar