Jakarta — Kalau di Paris ada Paris Fashion Week, kini di Jakarta ada Citayam Fashion Week. Dalam ajang Paris Fashion Week, para perancang dan model memamerkan gaya fashion mereka di jalanan kota Paris. Tren tersebut kemudian juga dilakukan oleh sekelompok anak muda di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Mereka sengaja berkumpul dan nongkrong di kawasan tersebut untuk unjuk gaya berbusananya masing-masing.
Keberadaan Citayem Fashion Week menuai pro dan kontra, sebagian orang terganggu dengan adanya fenomena ini. Namun tak sedikit yang memberi pujian dan dukungan atas trend fashion show di Citayam. Fenomena sosial yang luar biasa.
Fenomena sosial seperti ini pernah terjadi di era Bang Ali Sadikin mantan Gubernur DKI ke-7. Jaman itu Bang Ali menggagas “malam Muda-Mudi”, masyarakat DKI Jakarta tumpah memenuhi jalan Sudirman-Thamrin.
Citayem Fashion Week, kita dapat menyaksikan para anak muda, baik wanita dan laki-laki bergantian berlenggak lenggok melewati ‘zebra cross’ untuk mengekpresikan pakaian unik atau nyentrik yang mereka kenakan.
Penasaran dengan viralnya Citayem Fashion Week, Wa Ode Herlina anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP sabtu malam (23/7/2022) berkunjung ke jalan Sudirman yang dijadikan ajang Citayem Fashion Week. Disana perempuan berdarah Buton, sempat menyaksikan petugas membubarkan kegiatan tersebut dengan cara membunyikan sirine sambil menggiring anak mud aitu meninggalkan Kawasan Citayem Fashion Show.
“Jelas kegiatan ini melanggar perda lalu lintas. Tapi kita harus berupaya mencarikan solusi. Diberikan rambu-rambu. Ekspresi mereka ini fenomenal, karena lahir dari generasi muda, tanpa perintah, spontan. Perlu dibina agar sesuai dengan peraturan yang ada. Dan jangan timbulkan ekses yang tidak kita inginkan,” papar Wa Ode Herlina.
Menurutnya, saat ekonomi di masyarakat bawah saat ini berat, dan semua ekspresi membutuhkan biaya.Citayam Fashion Week menjadi saluran ekspresi para anak muda dari sekitaran Jakarta. Mereka ingin eksis dengan biaya yang murah meriah.
Legislator dari Jakarta Pusat Wa Ode akan berkomunikasi dengan Pemda, khususnya Lurah, Camat, Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata untuk mencarikan solusi.
“Pada intinya, kita harus menyediakan sarana dan membina para anak muda ini. Mana tahu bisa menjadi kegiatan ikon Jakarta, dan tempat orang datang untuk merasakan keakraban sosial, kegembiraan bersama. Misal diadakan kegiatan dalam bentuk Jakarta Night Festival tiap Sabtu dan Minggu sekaligus dijadikan sarana mengenalkan desain dan fashion Indonesia,” ujar anggota Komisi E itu.
Menurut Sekjen Media Independen Online Indonesia (MIO INDONESIA) Frans Watu, jika ajang Citayem Fashion Week dianggap melanggar ketentraman pengguna jalan Sudirman, Pemda bisa membuat solusi pengalihan atau penutupan kawasan tersebut, sehingga aktivitas yang produktif dan mampu menggerakkan roda ekonomi bisa berlangsung dan bisa menjadi ikon Jakarta sebagai salah satu kota model selain Bandung.
“Ini bentuk kreativitas yang positif, sekarang tinggal pemerintah daerah membuat aturan yang bisa menampung aspirasi masyarakat. Buatkan saja car free day setiap malam minggu di kawasan Sudirman, toh itu kan kawasan perkantoran. Mana ada karyawan yang bekerja sampai malam hari,” tegas Frans pria NTT yang juga aktif di Lumbung Informasi Rakyat (LIRA).
Diketahui, ratusan remaja yang berasal dari Citayam, Bojong Gede, Bekasi, atau pinggiran Jakarta beramai-ramai mendatangi daerah tersebut. Rupanya, Citayam Fashion Week menjadi istilah yang yang viral di warganet bagi sekelompok remaja dari daerah Citayam yang melakukan ajang pamer fashion di kawasan Sudirman. (Her MIO)
0 Komentar