Deli Serdang — Kades Binjai Bakung, tuding salah satu media online cemarkan dan sebar fitnah beberapa oknum wartawan sudah terima suap dari seorang kades diruang kerjanya.
Terkait berita yang ditayangkan disalah satu media online Kepala Desa Binjai Bakung Topan, AMK, SE,. merasa tidak terima dan sangat kecewa. Pasalnya Topan dikatakan sebagai Kepala Desa yang sudah melakukan penyuapan kepada beberapa wartawan.
Dikatakan Topan, "Saya seorang Kepala Desa memang sudah seharusnya menyambut baik para mitra kerja (wartawan) yang datang ke kantor ini, namun tidaklah bisa saya itu dikatakan sebagi seorang kades pemberi suap, dan wartawan tidak bisa semuanya dikatakan bisa menerima suap.
Saya sangat kecewa terkait pemberitaan disalah satu media online, sementara saya tidak pernah merasa menyuap wartawan, dan saya mengakui bahwa ada beberapa jurnalis (wartawan) yang datang ke kantor hanya untuk konfirmasi terkait temuan yang ada di Desa Binjai Bakung, dan semua sudah saya jelaskan, "kata Topan kepada Wartawan, Kamis (13/07/22).
Masih kata Kades, mirisnya lagi kenapa sesama jurnalis tidak bisa saling menjaga atas nama baik sesama satu profesi, hanya dengan garis kesalahpahaman sesama dilapangan kok bisa saling menjelekan.
Saya sudah menjelaskan kepada awak media dan sudah mengadakan konfrensi Pers beberapa Minggu lalu dan dihadiri beberapa media bahkan ada media yang tergabung dari Ikatan Jurnalis Beringin Pantai Labu (IJBP) Perkumpulan Wartawan Deli Serdang (PWDS) Perkumpulan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) dan ada beberapa media lainnya, "terang kades lagi.
Hal senada juga disampaikan salah satu perangkat Desa (Kaur Umum) Ferry Azwar, "Kami juga heran bang, kenapa bisa terjadi sesama wartawan saling jegal, dan kenapa harus sampai di beritakan, mengatakan wartawan terima suap dari kades, berarti itu sudah pencemaran.
Memang saya bukan wartawan (jurnalis) bang, tapi orang tua kandung saya mantan wartawan, dan saya juga banyak berkawan dengan para jurnalis jadi saya agak paham dengan undang undang Jurnalistik, jadi menurut saya oknum wartawan yang memberitakan wartawan, sudah fitnah,''tegas Ferry kepada wartawan.
Menurut salah satu warga yang tidak ingin di publikasikan namanya, beranggapan bahwa semua ini ada kaitannya dengan kasus yang sempat mencuat dan sempat viral masalah dugaan seorang Kakek yang diduga telah berbuat asusila kepada anak dibawah umur beberapa bulan lalu yang melibatkan sang kades (Topan) yang diduga telah ikut mendamaikan kasus tersebut.
"Padahal kejadian itu saya juga dengar bahwa benar ada nya itu telah terjadi perdamaian, namun itu atas kesepakatan para keluarga korban dan pelaku, bukan atas kesepakatan kades dan masyarakat di desa ini, setau saya kades dan perangkat desa Binjai Bakung mendatangi rumah korban dan pada saat itu rumah korban dan pelaku sudah kosong dan kades mendapat informasi mereka sudah berdamai dengan perjanjian tidak saling menuntut, " ujar warga kepada awak media.
Masih kata warga, seharus nya kalu memang ada warga dan piahak lain untu mempersalahkan terkait kasus tersebut, wajib lah cari dulu korban dan pelaku tanya kebenaran nya jangan membuat berita (menceritakan) tanpa mengetahui pasti masalahnya, walaupun itu hanya sekedar dugaan , namun bisa menimbulkan hak orang lain yang tidak baik, tutup warga. (EWI)
0 Komentar