Penulis : Zulfi Hidayat Ginting
Batam, 10 November 2022.
Hari pahlawan adalah sebuah sejarah nyata, tentang hidupnya nilai perjuangan.
Perjuangan baik secara materil maupun diri dimasa itu.
Perjuangan yang jika di balikkan saat ini, mungkin tidak akan semudah dengan apa yang difikirkan.
Pahlawan itu bukan hanya orang - orang yang namanya tertulis dan terpajang wajahnya di monumen ataupun museum dan buku.
Seluruh masyarakat Indonesia dimasa itu adalah seorang pahlawan, mati dalam mempertahankan dan memperjuangkan hakikat hidup yang sebenarnya.
Fungsi tokoh yang dimunculkan sebagai sejarah tersebut, menurut pandangan penulis adalah sebagai rasa penghormatan serta memberikan edukasi bagi generasi bangsa, bahwa jika ingin menjadi orang yang akan selalu diingat dan menjadi sejarahwan, maka bangun diri baik secara pengetahuan ilmu pengetahuan, filosofi hidup, rasa empati antar sesama dan yang terpenting legowo dalam melangkah.
Arti Pahlawan itu bukan hanya menceritakan tentang sosok yang telah mati, melainkan yang mau bergerak saat ini, dan hari ini.
Pahlawan itu bukan hanya berbicara tentang perang melawan senjata, melainkan perang melawan diri, hawa nafsu dan ketidakadilan dalam berkehidupan. Dan dilakukan dengan menggunakan kemampuan akal fikir serta perbuatan nyata.
Pesan dari Bung Tomo "Hidup atau mati".
Penulis mencoba mengartikannya sebagai harga sebuah diri sebagai pemuda bangsa, yakni : hidup sebagai manusia yang bermanfaat atau mati hanya sebagai manusia yang terlahir.
Begitu juga dengan pesan dari Bapak Proklamasi Soekarno "Beri aku 10 pemuda untuk mengguncang dunia", penulis mengartikan sebagai edukasi dalam membentuk sebuah kelompok atau organisasi agar berkumpulnya pemuda - pemudi yang memiliki ide serta gagasan positif dalam membangun negeri jadi lebih baik.
Dan begitu pula dengan Jenderal Sudirman, yang menunjukkan karakteristik seorang pejuang tanpa menyerah dalam berbuat, meskipun dalam kondisi sakit.
Salah satu pesan yang di sampaikan oleh Jendral Sudirman "Kejahatan akan menang bila orang yang benar tidak melakukan apa - apa", penulis mengartikan sebagai rasa kerja keras yang luar biasa, sebab melakukan sebuah kebenaran pasti akan banyak orang / pihak yang tidak mendukung bahkan menjatuhkan, sebab mereka memiliki kepentingan yang hanya untuk diri sendiri.
Kembali dengan mengenang hari pahlawan, bukan hanya sebagai rasa mengenang orang - orang yang telah gugur atau mati. Melainkan mengevaluasi dan menambah kemampuan diri, baik untuk diri sendiri maupun orang banyak.
Sebab saat ini banyak posisi pahlawan yang kurang bahkan kosong, baik sebagai pahlawan pendidikan, pahlawan kesejahteraan, pahlawan sosial.
Kita semua sebagai generasi bangsa memiliki hak yang sama, hanya tinggal kapan dan dimana akan hadir untuk tampil. (**)
0 Komentar