Sidamanik — Suasana libur lebaran idul Fitri 1444 H hingga H+4 (25/04/23) masih diminati para pengunjung yang memilih jalur alternatif berwisata ke danau Toba yakni Parapat,Tigaras dan sipolha melalui jalur kecamatan Sidamanik,selain itu pengunjung memilih jalur alternatif Sidamanik dikarena di Sidamanik juga banyak memiliki potensi wisata alam dan juga wisata kulinernya dengan hamparan Alam dan Kebun tehnya.
Seperti ungkapan dari salah satu pengunjung Mira (25) wisatawan lokal asal Kota Tebing tinggi bersama keluarganya mengungkapkan ketertarikan dan rekomendasinya terhadap Kecamatan Sidamanik dan Pamatang Sidamanik " selain hamparan kebun tehnya,disini juga banyak tempat wisatanya bang, kadang kami lebih memilih ke Sidamanik aja karena mau ke danau Toba sudah kejauhan dan macet, dan Sidamanik juga sudah banyak tempat kulinernya bang kami rencana malam ini mau menginap di penginapan yang ada di Sidamanik,ternyata udah banyak tempat penginapan disini." Terangnya
Namun tak sedikit juga para wisatawan yang datang mengeluhkan dengan kondisi jalan yang sempit dan juga lampu penerangan tidak maksimal khusunya di seputar jalanan yang minim perumahan hampir tidak ada lampu jalan sehingga apabila perjalanan malam terlihat gelap.
Disisi lain awak media ini juga mencari pelaku usaha untuk refrensi terkait dampak dari situasi libur lebaran dan tempat lokasi wisata,ternyata banyak keuntungan apalagi masyarakat sekitar juga mendapat dampak positif di bidang ekonomi karena usaha dadakan dengan berjualan di sekitar lokasi lokasi wisata.
Seperti pelaku usaha Baren Coffee yang terletak di kecamatan Pamatang Sidamanik Riko yang merupakan Owner dari tempat kuliner tersebut mengungkapkan akan dampak dari situasi libur lebaran dari hari hari biasa" Untuk keuntungan sendiri mengalami kenaikan pendapatan sekitar 50% perhari dari biasanya bang,"ungkapnya.
Riko mengatakan sebenarnya sidamanik dana Pamatang Sidamanik ini memiliki potensi dan peluang tinggi dalam peningkatan ekonomi buat masyarakat.hanya saja harus lebih serius "SDM nya Sudah ada tinggal kesadarannya fokusnya dimana,sehingga bisa menciptakan pundi pundi ekonomi, karena Sumber daya alamnya sudah lumayan mendukung bang" tambahnya kembali.
Riko dengan karyawan sebanyak delapan orang tersebut terkadang sedikit kewalahan dalam menerima para konsumennya, dengan membuka usahanya mulai pukul 13.00 Wib hingga tutup pukul 21.00 Wib kadang pengunjung juga masih banyak dan kita menolak orderan karena sudah habis. Ia juga mengatakan membuka usahanya lebih siang karena Riko menganggap untuk berbagi rezeki dengan harapan dan tujuan agar bisa berbagi dengan pelaku usaha usaha lainnya agar tidak menumpuk di tempat usahanya saja.
Masih Riko mengatakan Kendala yang dialami yakni fasilitas jalan umum kurang lebar kemudian lampu jalan tidak ada otomatis jalan pasti gelap. "Nah kalau untuk kendala di usaha sendiri yakni saya akui memang fasilitas belum begitu bisa memuaskan artinya tempatnya masih kurang lebar lagi,peralatan kita pun masih perlu ditambah lagi serta masalah Air bersih karena kita sumber airnya dari seperti perusahaan swadaya masyarakat gitu lah. Tapi ya kadang kita khawatir juga kalau musim hujan ketika longsor pastinya pipanisasi putus, kemudian air pun kurang lancar lah." Katanya mengakhiri.
Pantauan awak media ini juga wisatawan masih meminati hamparan wisata kebun teh, terlihat lonjakan kendaraan yang melintasi jalan Sidamanik hingga singgah di wisata kebun teh demi sekedar menikmati suasana dan berfoto bersama dengan background hamparan kebun teh. (Pran)
0 Komentar