Pematang Siantar — Forum Generasi Muda Simarmata (Forgemsi) DPW Siantar- Simalungun menggelar talkshow tentang konten kreator dan pelatihan pembuatan pupuk organik, Sabtu (08/07/2023), di Ria Heritage Pematang Siantar.
Kegiatan itu juga dihadiri Wakil Ketua Umum I DPP Punguan Simarmata Binsar Toga Simarmata, Ketua Bidang Kepemudaan DPP Darwin Simarmata, Wasekjen Bona Simarmata dan Ketua Umum Forgemsi Ramot Simarmata.
Sebagai panitia pelaksana Ketua Forgemsi Siantar-Simalungun Jonli Simarmata dan Sekretaris Hengki Parulian Simarmata.
Tampil sebagai narasumber, Candro Simarmata dan Novita br Simarmata yang merupakan pegiat konten kreator terkenal di Indonesia, dan Rikardo Simarmata seorang ahli pertanian di bidang pertanian pupuk organik.
Talkshow di pandu oleh moderator handal dari DPW Forgemsi Siantar- Simalungun, Hotmaria Simarmata.
Candro Simarmata, sebagai narasumber pertama menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang pegiat konten kreator di media sosial itu tidak sulit. Namun dibutuhkan untuk melakukan sejumlah hal yang wajib dilakukan secara konsisten.
Menurutnya, untuk menciptakan sebuah konten, harus diawali dengan niat dan kemauan untuk berkarya. Kemudian pilih salah satu bidang yang kita sukai dan dilakukan dengan fokus dan konsisten.
Jangan memilih konten yang tidak kita sukai karena akan membuat kita kesulitan dalam melakukannya. Kalau melakukan yang kita sukai, apapun tantangannya kita akan selalu menikmatinya.
"Kalau saya sendiri suka mendaki gunung. Meskipun mendaki gunung membutuhkan sebuah perjuangan yang sangat berat bahkan sampai pertaruhan nyawa, ketika berada di puncak gunung, saya merasa merasa perjuangan itu terasa terbayarkan," kata Candro.
Diawal memulai sebuah konten, karya kita tidak langsung diminati banyak orang. Terkadang, sebuah konten yang menurut kita menarik belum tentu disukai banyak orang. Konten yang kita tempuh melalui perjuangan yang berat, hanya sedikit yang menyukai.
"Tapi yakinilah, kalau kita terus menerus membuat konten secara konsisten, akun media sosial kita akan berkembang dan dikunjungi banyak orang. Ketika kita sudah banyak folowers, kita akan mendapatkan hasil dari perjuangan itu," kata pria kelahiran Samosir yang saat ini berdomisili di Jakarta itu.
"Dalam memulai konten, pilih salah satu platform media sosial. Jangan semua. Satu aja dibesarkan. Kalau kita sudah terkenal di tiktok contohnya, selanjutnya kita berkembang ke facebook atau instagram sudah gampang. Maka pilih salah satu. Kalau semua kita mainkan, kita akan kewalahan," tambahnya.
Novita Simarmata, narasumber kedua menceritakan pengalamannya saat menjadi pegiat tiktokers sejak tahun 2018 lalu. Saat memulai konten di media sosial, Novita kerap menuai kritikan dari keluarga terdekat terutama dari ibunda tercinta. Karena merasa terganggu atas kritikan tersebut, akhirnya Novita memutuskan untuk memblokir akun medsos keluarganya.
"Langsung kublokir mamakku. Keluarga yang protes ku blok," ujar Novita yang memilih fokus di bidang konten komedi di media sosial tiktok.
Dengan tidak adanya kritikan yang tidak membangun, membuat Novita lebih leluasa mengekspresikan bakatnya untuk berkarya. Sama dengan Candro, Novita memilih konten yang dia sukai yakni di bidang komedi. Membuat konten setiap hari secara konsisten, kini Novita sudah mendapatkan keuntungan pendapatan per bulan dari sponsor.
"Komedi itu bidang yang paling gampang viral karena disukai banyak orang. Tapi itupun, sejak 2018 membuat konten, baru di tahun 2021 bisa dapat penghasilan. Jadi tidak gampang juga. Butuh perjuangan dan kita lakukan secara konsisten," jelas Novita.
"Jadi sekarang, mamakku bilang kenapa orang lain bisa nonton vidiomu itu tapi aku ngak bisa? Mamak penasaran karena orang-orang sudah mulai membahas namaku. Makanya sekarang udah kubuka blokirnya. Kalau aku upload vidio, dialah yang paling senang ngasih komentar," ujar Novita dengan nada canda.
Rikardo Simarmata, pada kesempatan itu menjelaskan bahwa pupuk organik merupakan sebuah kebutuhan dasar para petani. Sementara tanpa petani manusia tidak bisa makan. Artinya, pembuatan pupuk organik merupakan sesuatu hal yang memiliki peluang besar di masa depan.
Berawal dari keberanian untuk berinovasi menciptakan produk, kini Rikardo telah menjadi produsen pupuk organik dengan kapasitas produksi 15 ton di Kota Batam. Dia bukan lulusan dari sarjana pertanian. Namun tekad yang kuat, dan melihat peluang dibidang pertanian, akhirnya Rikardo mempelajari dari berbagai sumber Jurnal tentang pupuk organik.
Setiap hari Rikardo belajar, fokus dan konsisten khusus di bidang pupuk organik. Awalnya sebuah produsen pupuk di Kota Batam membeli pupuk organik dari pulau Jawa, kemudian dia berpikir kenapa harus dari pulau Jawa?
"Kalau bisa kami ciptakan sendiri, tentu keuntungan semakin besar karena biaya transportasi dari Jawa sudah terpangkas. Saya mengajak seorang produsen pupuk menjalin kerjasama penyediaan bahan baku karena saya tidak punya modal saat itu," jelas Rikardo.
Berkat kemauan dan kerja keras, akhirnya mereka berhasil menciptakan sebuah produk pupuk organik dan mendapat konsumen yang bergerak di bidang perkebunan. Sampai saat ini mereka sudah berhasil melakukan sebanyak 4 kali produksi dengan kapasitas 15 to per setiap produksi.
"Saat ini saya sedang mempelajari bagaimana supaya bisa menembus konsumen di setiap rumah di Kota Batam. Karena di Kota Batam ada hampir 1 juta Kepala Keluarga. Setiap rumah punya pot bunga. Saat ini kami sedang mengkaji pemasarannya bagaimana supaya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Biaya murah, pengiriman cepat dan praktis, dan kualitas pupuk terjamin. Ini sedang kami persiapkan," pungkasnya. (Res)
0 Komentar