Tarunaglobalnews.com Deli Serdang —Kerusuhan yang terjadi di Desa Amplas Dusun lll Selambo, Percut Sei tuan Deli Serdang, Sumatera Utara pada 16 September 2024 yang lalu masih menyisakan trauma yang mendalam bagi para korban terutama Kadus Dusun III A Desa Selambo, Pecut Seituan, Deliserdang dan keluarganya.
Hal ini berimbas kepada korban lainnya atas nama Salim Sinambela dan dua orang anaknya jadi korban penganiayaan tanpa perikemanusiaan yang dilakukan oleh para perusuh, dan saat ini kedua anak tersebut masih mendapatkan perawatan yang intensif dari petugas medis di sebuah Rumah sakit, kata Salim Sinambela kepada Media ini dengan berurai air mata.
Sedangkan orang yang lewat saat kejadian sepeda motornya dibakar, ini terlihat dari rekaman CCTV, sungguh sangat brutal dan masih banyak lagi korban lainnya dari para perusuh tersebut .
Menurut Ayub sang Kepala Dusun, para warga yang terhasut dan tersulut emosinya dengan adanya kabar Hoax yang menyebutkan bahwa lokasi yang ditempati warga yang bukan merupakan milik pengembang pun akan digusur, hal ini membuat warga menjadi gelisah dan terprovokasi untuk berbuat tindakan brutal.
Pada hal menurut Ayub berita tersebut tidak benar dan hanya hoax semata yang dihembuskan beberapa pihak untuk memperkeruh suasana dan tidak senang kepadanya, Kata Ayub.
"Tidak benar warga akan digusur pengembang, itu berita Hoax," Kata Ayub.
Hal ini dikatakan Ayub Pirngadi Marbun Kadus Dusun III A Desa Amplas Selambo, kecamatan Percut Seituan , Kabupaten D.Serdang, Sumut Rabu (18/9/2024) pagi Sekitar pukul 9.00 Wib.
Menurutnya, penyerangan yang dilakukan terhadap kediamannya yang berada dijalan Selambo tersebut masih menyisakan trauma bagi keluarganya terutama istrinya hingga saat ini, bagaimana bisa keluarga dan rumah menjadi sasaran mereka sementara konflik/persoalan berada jauh dari kediamannya.
Sedangkan berita yang beredar mengatakan , dirinyalah penggerak dari aksi geng motor tersebut , pada hal menurut Ayub, dia sangat benci dengan kekerasan apalagi Geng motor , inilah berita Hoax yang mereka lemparkan untuk memfitnah saya, kata Ayub.
Menurut Ayub ini sudah menjadi settingan mereka yang iri dan para perampok yang menginginkan harta benda dan bahkan nyawanya juga turut menjadi incaran mereka , kata Ayub.
"Saya akan pertahankan harta dan rumahku, rumah ini ku beli dari hasil jerih payahku, bukan hasil rampokan," Kata Ayub.
Masih terlihat bagian depan rumah dan jendela kaca serta lampu pagar yang berada dipagar rumah Ayub serta dua buah CCTV habis dipecahin para perusuh.
Sedangkan para perusuh yg masih dikenalnya sebagian dan bahkan pernah berhubungan baik dengan keluarga mereka sejak dulu , Kata Ayub.
Dulunya sebelum anggota Ayub ikut menjaga lahan milik pengembang, para penggarap yang diorganisir oleh inisial O.B ini dulunya sebagai penjaga di tanah milik pengembang, tapi mereka menjual tanah pengembang yang mereka jaga kepada pihak ketiga atau kepada orang lain untuk kepentingan pribadi, makanya pihak OB tidak dipakai lagi dan akibatnya pihak OB tidak suka dengan anggota Ayub ini.
Sedangkan anggota Ayub yang berjumlah sepuluh orang hanya menjaga untuk mendapatkan sesuap nasi tanpa mengutak atik tanah yang dijaganya, akhirnya hal tersebut membuat cemburu mereka yang sempat bekerja menjaga lahan pengembang, kata Ayub.
Menurut Ayub Pirngadi Marbun kepada media ini, kronologis kejadiannya bermula dari sejak 20 Juni 2924 mereka telah menuntut saya untuk mundur sebagai Kepala dusun . Dan dua orang warga atas nama J.Sianturi dan T.Sianturi telah mendatangi kepala desa untuk meminta agar saya diganti sebagai kepala dusun tapi Kepala desa tidak mau mengganti saya karena alasan mereka tidak jelas.
Dan penyerangan pun terjadi pada Senin 16 September 2024 sekitar 11.20 wib, datangnya para perusuh yang hanya berjumlah puluhan orang kekediaman nya dengan membawa berbagai senjata tajam . Waktu itu kami masih bisa menghalau dengan seadanya. (Ewi)
0 Komentar