Tarunaglobalnews.com Banyuwangi — Dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, acara Geredoan kembali digelar dengan meriah di Desa Banyuputih hingga Macan Putih, Kecamatan Kabat. Acara tahunan ini disambut antusias oleh masyarakat setempat, yang diiringi dengan pengawalan ketat oleh anggota RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) Lokal 02 Banyuwangi. Pawai budaya yang meriah, penampilan ogoh-ogoh khas Bali, obor tali, obor tongkat, serta arak-arakan telur, berhasil menarik perhatian masyarakat yang berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut. Minggu (15/9/2024).
Kata "Geredoan" berasal dari bahasa daerah setempat, yakni “Gredo,” yang memiliki makna menggoda. Tradisi ini merupakan representasi budaya setempat, di mana laki-laki, baik yang masih perjaka maupun duda, menggoda gadis atau janda saat membantu orang tua mereka mempersiapkan makanan untuk selamatan Maulid Nabi. Ritual ini dipandang sebagai bagian dari warisan budaya yang dilestarikan di desa Macan Putih terutama pada momen perayaan besar seperti ini.
Pawai Geredoan juga tidak hanya menampilkan berbagai bentuk budaya lokal, tetapi juga diwarnai dengan kehadiran obor-obor yang menyala, menambah kesan magis pada malam perayaan tersebut. Ogoh-ogoh Bali, yang biasanya diasosiasikan dengan perayaan Nyepi, turut diadaptasi menjadi bagian dari pawai ini, menambah keragaman budaya yang ditampilkan. Setiap kelompok yang berpartisipasi dalam pawai menampilkan kreativitas mereka dengan dekorasi dan kostum yang unik.
Anggota RAPI Lokal 02 Banyuwangi memegang peran penting dalam mengawal kelancaran acara ini. Mereka tidak hanya berperan dalam menjaga ketertiban dan keamanan, tetapi juga membantu dalam mengoordinasikan komunikasi antara panitia dan peserta pawai. Peran aktif RAPI dalam memastikan kelancaran arak-arakan sangat diapresiasi oleh masyarakat setempat.
Selain pengawalan oleh RAPI, sistem komunikasi yang disediakan oleh organisasi ini sangat membantu panitia dalam memastikan acara berjalan tanpa hambatan. Koordinasi yang baik antara anggota RAPI dan petugas keamanan lainnya berhasil meminimalisir potensi gangguan selama pawai berlangsung. Acara berlangsung dengan tertib meski jumlah peserta dan penonton cukup besar.
Acara Geredoan juga menjadi ajang silaturahmi antar warga desa yang terlibat, mempererat hubungan sosial di tengah-tengah masyarakat. Tradisi ini tidak hanya menjadi momentum keagamaan, tetapi juga kesempatan untuk melestarikan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong di antara warga. Meskipun pawai dan arak-arakan merupakan bagian utama dari perayaan, nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya tetap menjadi elemen penting yang dipegang teguh.
Dengan dukungan dari RAPI Lokal 02 Banyuwangi, acara Geredoan yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Maulid Nabi ini berlangsung sukses dan meriah. Masyarakat berharap tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi bagian penting dari perayaan Maulid Nabi di tahun-tahun mendatang. (Hendri Wigiarto)
0 Komentar