Tarunaglobalnews.com NTT — Sabtu (9/11/2024) pagi, Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur kembali meletus dengan skala yang lebih besar dari sebelumnya, dimana tinggi kolom abunya mencapai ketinggian 9000 meter dan berbentuk seperti jamur. Menurut masyarakat disekitar Gunung Lewotobi, letusan ini disertai gemuruh yang besar dan dentuman.
Belum diketahui berapa skala VEI untuk letusan Gunung Lewotobi pagi ini, namun jika dilihat dari bentuk abu vulkanik yang dikeluarkannya yang mirip seperti jamur ini mirip dengan tipe letusan Plinian yaitu tipe letusan yang menyemburkan tekanan gas yang sangat kuat sehingga mendorong abu vulkanik naik sangat tinggi yang berlangsung lama mirip seperti asap yang dikeluarkan cerobong uap pada kereta api uap.
Letusan pagi ini bahkan sampai terekam oleh JMA yaitu instansi kegempaan Jepang, dimana mereka mencatat terjadi gempa di wilayah Lewotobi namun kekuatannya tidak diketahui. Kemungkinan ini terjadi karena letusannya yang lebih kuat sehingga mampu terdeteksi oleh sensor kegempaan dan gunung api diluar negeri.
Teruntuk masyarakat disekitar Lewotobi, tetap jauhi radius 7 km dari Gunung Lewotobi, jauhi pesisir aliran sungai karena di khawatirkan terjadi banjir lahar dingin jika terjadi hujan di puncak gunung dan tetap gunakan masker sebagai perlindungan dari abu vulkanik. Ingat jangan membersihkan abu vulkanik dengan tangan kosong karena dapat membuat kulit iritasi.
Perlu diketahui, Letusan Gunung Lewotobi sebelumnya terjadi pada 3 November 2024 yang menyebabkan sebanyak 10 orang menjadi korban meninggal dunia, dan warga di 8 Kecamatan dievakuasi, Lebih dari 6.000 orang harus tinggal tenda-tenda pengungsian darurat, dan pada Jum'at 08, Kamis 7 November 2024 Gunung Lewotobi kembali meletus. (RayReNus)
0 Komentar